MENGISI HATI NURANI

Baca: FILIPI 4:2-9


Bacaan tahunan: Ayub 32-34

Hati nurani adalah kesadaran tentang hal yang diyakini paling wajib. Ternyata, isi hati nurani adalah serapan nilai-nilai yang dialami dalam hidup. Mau contoh? Anak yang tumbuh dalam intoleransi mudah menjadi individu yang intoleran. Mereka yang hidup dalam iklim kekerasan mudah menyukai kekerasan. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang suka menolong mudah menjadi pribadi yang peduli pada sesama.

Karena itu, amatlah penting memerhatikan pesan Paulus, "Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (ay. 8).

Coba tengok pesan itu. Setelah menyebut hal-hal yang benar dan baik, Paulus berkata, "Tauta logizesthe" (Gerika, bahasa asli PB), "Pikirkanlah semuanya itu." Maksud Paulus jelas: Ada banyak hal dalam hidup. Namun, hal yang perlu kita pikirkan hanyalah yang benar dan baik, bukan yang jahat atau sia-sia.

"Tauta logizesthe," kata Paulus. Kata logizesthe (LAI: pikirkanlah) mempunyai makna yang luas. Logizesthe adalah perintah agar kita memikirkan, mendalami, menggumuli, merefleksikan, mengenali nilai-nilainya, menyerapnya hingga yang benar dan baik itu kita yakini sebagai hal yang paling wajib, dan tersimpan sebagai isi nurani kita.

Hati nurani menentukan realisasi hidup. Karena itulah, kita harus mencari hanya yang benar dan baik, agar hanya yang benar dan baik yang mengisi nurani sehingga hanya yang benar dan baik yang terwujud dalam hidup.
-EE/www.renunganharian.net


NILAI-NILAI YANG SECARA INTENS DIHIDUPI MENJADI MAKANAN BAGI JIWA DAN MEMBENTUK ISI NURANI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media