TERPERANGKAP JERAT

Baca: HAKIM-HAKIM 8:22-35


Bacaan tahunan: Yehezkiel 37-39

Orang memasang jerat untuk sebuah maksud. Umumnya jerat dipasang untuk menangkap binatang buruan. Namun, ada orang memasang jerat untuk mengelabui atau menjatuhkan sesamanya. Apa pun tujuannya, penampakan sebuah jerat itu tidaklah menakutkan, bahkan sengaja dirancang untuk menarik hati. Saking menariknya, banyak pihak yang mendekat dan terperangkap bahaya yang tidak pernah disadarinya.

Dalam hidup, banyak jerat yang berusaha menggoyahkan komitmen hati kita. Jerat itu bisa berupa seseorang yang tersinggung karena keputusan yang kita buat. Jerat bisa berupa kondisi tubuh yang begitu lelah. Jerat bisa berupa keinginan sekelompok orang yang ingin mempromosikan kita demi sebuah maksud. Dan jerat itu bahkan bisa berupa keinginan diri untuk dihormati orang lain.

Gideon pun tanpa sadar terjerat oleh keinginan hatinya sendiri yang dipikirnya tidak akan berdampak apa pun. Sejatinya Gideon mampu menunjukkan kerendahhatiannya ketika rakyat memintanya untuk menjadi raja dengan menyatakan bahwa hanya Tuhan yang layak menjadi Raja atas umat-Nya. Gideon memang menolak menjadi raja, tapi ia lengah ketika timbul keinginan hati untuk dihormati. Tergiur dengan limpahan harta jarahan, ia tergoda untuk membuat jubah efod (jubah imam). Dalam hal ini, Gideon telah melakukan pelanggaran karena ia bukanlah orang yang berhak membuat efod. Akibat terburuknya adalah efod itu justru menjadi berhala sesembahan yang membuat hati orang-orang Israel menyimpang dari Tuhan. Ketika hati tidak terjaga dengan baik, sebuah keinginan pun akhirnya bisa menjadi jerat yang membuat dirinya, bahkan orang lain menyimpang jauh dari Tuhan.
-SYS/www.renunganharian.net


SEBUAH KEINGINAN HATI, WALAU SEPELE, BISA MENJADI PERANGKAP YANG MENJERAT JIKA HATI KITA TIDAK WASPADA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media